Sepatu Hantarkannya Panen Kebaikan
oleh Mas Fajar
"Barang siapa menunjuki jalan kebaikan maka dia akan mendapatkan kebaikan sebagaimana orang yang mengerjakannnya"
[Muslim 1893]
Kejadian di siang hari seusai sholat zuhur berjamaah dua puluh tahunan lalu di Masjid SMP Negeri 1 Jabung itu membekas kuat di benak ingatanku. Aku sendiri tidak tahu pasti siapa saja yang masih mengingat kejadian itu. Pun, sosok yang ada di fragmen itu sudah banyak yang tidak di sekolah itu lagi. Beberapa teman guru diantaranya juga telah menghadap khaliknya sementara beberapa yang lain telah menyelesaikan masa tugas pengabdiannnya sebagai guru ataupun berpindah tempat tugas . Demikian juga siswa siswa yang ada di kisah itupun pasti sudah bertebaran dimana mana .
****
Saat itu selepas melaksanakan sholat, guru dan siswa duduk berjejer di pinggir masjid untuk mengenakan sepatu. Di barisan itu tampak ada lelaki paruh baya dengan kulit bersih berpeci putih yang ikut duduk berjejer mengenakan sepatu . Lelaki itu tampat tidak canggung sedikitpun duduk bersama murid murid yang juga sibuk mengenakan sepatu mereka yang tentu dengan beragam aroma. Demi dilihatnya ada anak lelaki yang juga akan memakai sepatu persis disampingnya, sambil mengelus-elus punggung anak lelaki tersebut ditambahi nada suara keayahan yang sangat lembut lelaki itu berkata,” Nak, jika engkau mau mendapatkan hal yang lebih baik ketika memakai sepatu, mulailah dengan kaki sebelah kanan ya. Ada pahala ibadah ketika engkau memulainya dengan kaki sebelah kanan”. Siswa lelaki itu pun tersenyum sambil mengangguk mengikuti nasihat lelaki itu. Siswa yang tadinya hampir memakai sepatunya dari kaki kiri langsung mulai memakai sepatunya dari kaki kanan. Setelah itu , anak lelaki itupun berlalu sambil mengucapkan terima kasih. Oh iya , lelaki paruh baya yang memberi nasihat perihal memakai sepatu itu adalah Hi. Tumijo. Beliau adalah kepala sekolah SMPN 1 Jabung pada tahun 2004. (Semoga Allah beri balasan pahala yang terus mengalir atas kebaikan dan ilmu ilmu yang disampaikan)
Selepas kejadian dua puluh tahunan lalu , saya tidak pernah lagi memakai sepatu atau sandal dimulai dari kaki kiri. Walaupun tampaknya , memulai memakai sepatu dari kaki kiri lebih enak. Ah…. mungkin perasaan saya saja. Dan setiap memakai sepatu , selalu saja lintasan nasihat itu hadir. Saya sangat yakin bahwasanya beliau selalu mendapat tambahan pahala setiap saya memakai sepatu dan mengingat nasihat yang juga sebenarnya tidak dimaksudkan untuk saya. Kalau mungkin kita bicara konten nasihat, sebenarnya nasihatnya adalah nasihat yang sederhana terkait adab memakai sepatu. Tapi, bayangkan betapa banyak tambahan pahala yang mengalir? Berapa kali saya melepas dan membuka sepatu dalam satu hari satu malam? Pasti berpuluh puluh kali dan sebanyak itu pastilah tambahan pahalanya akan bertambah. Dan hal ini sudah berlangsung puluhan tahun. Ah… ternyata yang merasakan nasihat itu bukan hanya saya yang menerapkan. Ada orang orang lain yang juga mengamalkan nasihat itu.
***
Sebagai seorang guru , hikmah baik yang saya tangkap adalah bahwa elusan lembut tangan beliau di punggung siswa diiringi kalimat ajakan ke siswa yang diawali dengan kata “Nak”, kesediaan untuk duduk berdampingan sejajar dengan siswanya menunjukan kelemahlembutan, kasih sayang dan keikhlasan seorang kepala sekolah yang menginginkan kebaikan untuk siswanya. Inilah yang menjadikan nasihat itu menjadi bermakna dan menembus tidak hanya kepala yang berisi akal dan terbatas pada masalah logika benar dan salah saja. Tapi nasihat itu menembus jauh dalam ke relung jiwa dan sanubari yang kemudian mendobrak pelakunya untuk beramal dengan nasihat itu. Pelajaran lainnya yang juga bisa kita petik , jangan pernah berhenti memberikan ajakan kebaikan kepada siapapun dan dimanapun sambil terus mengasah keikhlasan kita. Kita tentu berharap, bahwa ajakan kebaikan kita pada akhirnya akan menjadi hujah dan persaksian bahwa kita telah mengajak orang lain berbuat baik.Dan kita juga tidak pernah tahu ajakan kebaikan kita yang mana yang akan menghantarkan kita ke Surga-NYA
***
Akhirnya, jika anda membaca tulisan ini dan memulai memakai sepatu atau sandal anda, saya ingin anda juga mengingat saya dan tulisan ini, dan mulai memakai sepatu anda bukan hanya sekedar memakai sepatu, tetapi memulainya dengan kaki kanan terlebih dahulu, karena ini ternyata anda tidak hanya memakai sepatu tetapi juga beribadah melaksanakan ketaatan.
Pugung Raharjo, Jum’at 12 April 2025